Rabu, 26 Januari 2011

supernova betelgeuse

betelgeuse adalah bintang yang jauh lebih besar dari matahari. betelgeuse yang berada di rasi orion juga dijuluki raksasa merah karena besarnya tersebut. Bintang yang berjarak 430 tahun cahaya itu memiliki diameter 980 juta kilometer atau 700 kali diameter Matahari. Telah lama Betelgeuse diamati oleh para astronom dunia. Selama pengamatan, diketahui bintang tersebut kerap menyusut dan mengembang. Namun baru-baru ini, Betelgeuse dikabarkan mengalami penyusutan yang tidak biasa. Menurut para ahli, ukuran bintang itu menyusut hingga 15 persen selama 15 tahun. Para pakar telah mengamati penyusutan Betelgeuse sejak 1993. Pengamatan itu menggunakan teleskop Inframerah Spatial Interferometer (ISI) milik Universitas California yang diletakkan di atas gunung di daerah California Utara. Penyusutan sekitar 15 persen itu tergolong besar bagi raksasa merah seperti Betelgeuse.


Dalam pertemuan kelompok astronomi Amerika beberapa waktu lalu di Pasadena, para peneliti astronomi menyatakan mengetahui bintang itu menyusut tetapi tidak mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Thomas Djamaludin yang menanggapi peristiwa menyusutnya Betelgeuse mencoba menganalisis skenario yang mungkin terjadi. Menurutnya, raksasa merah itu menuju kematiannya. bintang raksasa memang lebih boros dalam proses pembakaran bahan bakar. Karena itulah bintang raksasa membutuhkan banyak energi untuk pembakarannya. Reaksi fusi nuklir yang berlangsung di inti bintang pun menjadi lebih cepat dibandingkan dengan bintang lain. 

Proses fusi yang terus mengubah hidrogen menjadi helium di dalam inti Betelgeuse menyebabkan persediaan hidrogen habis. Akibatnya, helium mulai terbakar dan membentuk elemen yang lebih berat. Reaksi penyatuan itu akan terus berlangsung untuk memberi tenaga kepada bintang sampai seluruh intinya berubah menjadi besi. Bagian yang disebut inti besi itu tidak dapat melewati proses fusi lagi. Karena reaksi fusi di inti sudah tidak terjadi lagi, elemen yang lebih berat pun tidak terbentuk. Ujung-ujungnya bahan bakar untuk reaksi nuklir di inti bintang Betelgeuse pun habis. Laju pembakaran bahan bakar pada bintang-bintang raksasa seperti Betelgeuse memang lebih cepat ketimbang bintang biasa semacam Matahari. Bintang-bintang bermassa besar (sekitar 10 kali massa Matahari) memiliki kemampuan membakar persediaan hidrogennya dengan kecepatan hingga 1.000 kali kecepatan proses serupa pada bintang sekelas Matahari. Karena itulah bintang raksasa merah seperti Betelgeuse diperkirakan akan menghabiskan bahan bakarnya dalam tempo kurang dari 100 juta tahun.

Bintang raksasa yang telah kehabisan bahan bakar itu lama-lama bagian intinya terus menyusut. Karena penyusutan berlangsung cepat, inti bintang akan menjadi panas dan padat. Kepadatannya bisa mencapai ribuan ton per satu sentimeter kubik. Suhu pada inti bintang raksasa yang semakin bertambah panas hingga mencapai 100 miliar derajat celcius menyebabkan terbentuknya gelombang kejut ke bagian permukaan bintang. Saat gelombang itu menerpa material pada lapisan luar bintang, material itu pun ikut menjadi panas. Pada tahap selanjutnya, gelombang kejut itu akan melontarkan material-material bintang raksasa ke ruang angkasa. Peristiwa itulah yang disebut dengan supernova. Thomas memperkirakan Betelgeuse akan mengalami hal yang sama (supernova) pada beberapa ratus tahun lagi. Saat terjadi ledakan supernova, cahaya yang dihasilkan bisa sangat cemerlang melebihi keseluruhan cahaya yang dihasilkan oleh bintang lain di dalam galaksi tempat supernova itu terbentuk. Saking terangnya, supernova dapat terlihat dengan mata telanjang dari Bumi. Kecemerlangan cahaya yang dihasilkan ledakan supernova saat itu dikabarkan begitu terang sehingga dapat terlihat pada siang hari. 

Terbentuknya supernova temasuk fenomena yang jarang terjadi di dunia astronomi. Pada umumnya, supernova baru terjadi satu kali dalam satu abad. Pasalnya, tidak semua bintang yang mati dan meledak akan membentuk supernova. Hanya pada bintang-bintang tertentu seperti bintang-bintang raksasa merah hal itu mungkin terjadi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar