Senin, 29 November 2010

bumi dan al-qur'an


 Seluruh fenomena yang terjadi di bumi telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Mulai dari awal terbentuknya bumi dan juga apa saja yang terdapat di bumi.
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia memang memiliki banyak sekali makna dan pembelajaran. Seluruh fenomena yang ada di bumi dijelaskan di dalamnya lantaran Tuhan menginginkan manusia untuk menjaganya dan mengembangkannya.
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dengan tegas bahwa semua yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah SWT. Seperti yang tercermin dalam surat As-Sajdah ayat 4 yang artinya: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas arasy. Tidak ada bagi kamu selain dari-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Selain ayat di atas, juga terdapat ayat lain yang menjelaskan secara lebih rinci tentang bagian apa yang ada di bumi dan di langit yang diciptakan oleh Allah SWT. Seperti yang terdapat dalam surat At-Talaq ayat 12 yang artinya :“  Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi..........”
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah membagi langit menjadi 7 lapis dan demikian pula dengan bumi. Apakah hal itu benar? Mari kita telaah. Seperti kita ketahui, atmosfer bumi terdiri dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, ionosfer, eksosfer dan magnetosfer. Tujuh lapis bukan? Lalu bagaimana dengan bumi? Bumi juga terdiri atas 7 lapis, yaitu : kerak benua, kerak samudera, mantel atas yang rigid (litosfer), mantel atas yang liquid (astenosfer), mantel bawah, inti luar, inti dalam. Agak maksa, tapi itu benar-benar tujuh lapis. Lalu demikian pula dengan fakta bahwa bumi tersusun atas lempeng-lempeng tektonik. Lempeng tektonik yang besar juga berjumlah tujuh: eurasia, indo-australia, afrika, amerika utara, amerika selatan, pasifik, dan antartika. Begitu banyak fenomena di bumi yang mengandung unsur angka 7. Sehingga banyak pihak mengklaim bahwa Allah menyukai angka 7.
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang penciptaan gunung-gunung. Seperti yang terdapat dalam surat An-Naba’ ayat 6-7 yang artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?.” Selain itu pada surat An-Naml ayat 88 juga menjelaskan tentang gunung: “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan............”

Para ahli geologi mengatakan bahwa gunung-gunung sebenarnya dapat dikatakan memiliki “kaki” yang tertanam kuat didalam lapisan Astenosfer yg membuat kedudukan suatu benua/daratan mantap.  Sejarah mencatat, bahwa bumi yang ada sekarang ini tidaklah sama dengan bumi pada masa awal pembentukan 12 milyar tahun yang lalu. Diperkirakan 300 juta tahun yang lalu, di bumi ini hanya ada satu daratan yang amat luas, “Pangea” yang terletak di lautan  yang juga amat luas ”Panthalasa”. Kemudian 150 juta tahun kemudian daratan luas ini pecah menjadi “Gondwana” yang terdiri atas Antartika,Australia, Amerika Selatan serta Afrika dan “ Laurasia” yang terdiri dari Asia, Eropa dan Amerika Utara. Baru 50 juta kemudian  keduanya terpisah hingga akhirnya seperti yang tampak sekarang ini. Jadi begitulah agaknya cara gunung “berjalan”, ia tidak diam di tempat namun bergerak walaupun secara perlahan.
Tidak hanya menjelaskan tentang penciptaan bumi, tapi Al-Qur’an juga menjelaskan peristiwa yang lebih spesifik. Contohnya adalah proses terjadinya hujan yang dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 43 yang artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Juga ada ayat yang menjelaskan tentang fenomena astronomi. Misalnya surat Yaasiin ayat 40 yang artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” Juga pada surat Adz-Dzariyat ayat 7 yang artinya : ”Demi langit yang mempunyai jalan-jalan
Selain beberapa ayat di atas yang menjelaskan tentang berbagai peristiwa, masih ada banyak ayat lagi yang juga menjelaskan peristiwa-peristiwa yang ada di bumi, misalnya pada surat Al-Furqan ayat 53 yang artinya: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”
Hal tersebut benar-benar terjadi dan bukan bualan semata! Pada tahun 1948, gambar-gambar satelit memperlihatkan dengan jelas adanya batas-batas air di laut Tengah yang panas lagi sangat asin dan di samudra Atlantik yang temperatur airnya relatif lebih dingin serta kadar garamnya lebih rendah dari laut Tengah. Batas-batas juga terlihat di antara Laut Merah dan Teluk Aden.
Dan masih banyak lagi ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang fenomena kebumian. Begitu banyak keajaiban yang terdapat di dalamnya. Dan sebagai wujud rasa syukur kita, kita harus senantiasa menjaga bumi ini. Seperti perintah Allah yang terdapat pada surat Al-Fushilat ayat 77 “………… dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”